Selama kehamilan, stres adalah hal yang umum terjadi pada wanita. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres selama kehamilan dapat meningkatkan risiko anak mengalami epilepsi.

Epilepsi adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan kejang yang tidak terkendali. Penyebab pasti epilepsi belum diketahui, namun beberapa faktor risiko telah diidentifikasi termasuk genetika, trauma kepala, dan kondisi medis tertentu.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Wisconsin-Madison menemukan bahwa anak yang dilahirkan dari ibu yang mengalami stres selama kehamilan memiliki risiko dua kali lipat mengalami epilepsi dibandingkan dengan anak yang dilahirkan dari ibu yang tidak stres.

Stres selama kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan otak janin dan sistem saraf, yang dapat meningkatkan risiko gangguan neurologis seperti epilepsi. Selain itu, stres juga dapat memicu pelepasan hormon stres yang dapat merusak otak janin.

Mengelola stres selama kehamilan sangat penting untuk kesehatan ibu dan janin. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres selama kehamilan antara lain adalah dengan berolahraga secara teratur, beristirahat yang cukup, menjaga pola makan yang sehat, dan melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi atau yoga.

Selain itu, penting juga bagi ibu hamil untuk mendapatkan dukungan sosial yang cukup dari keluarga dan teman-teman. Berbicara dengan dokter atau bidan juga dapat membantu dalam mengelola stres selama kehamilan.

Dengan mengelola stres selama kehamilan dengan baik, ibu dapat membantu mengurangi risiko anak mengalami epilepsi. Selain itu, mengurangi stres juga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu hamil dan janin. Jadi, jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa stres selama kehamilan.

Categories